Dynamic Glitter Text Generator at TextSpace.net

link warna warni

search engine

Minggu, 13 November 2011

train - hey soul sister

train - hey soul sister

Perkembangan Masyarakat Indonesia pada zaman Penjajahan Kolonialisme





Indikator :
• Membandingkan kebijakan pemerintah kolonial di Indonesia pada abad ke-19 dan awal abad ke-20.
• Menjelaskan dampak kebijakan pemerintah kolonial terhadap hubungan antar masyarakat dengan pemerintah kolonial.



• Imperialisme mengandung pengertian yaitu perluasan daerah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan kekaisaran atau imperium. Atau, suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain, yang bertujuan untuk kepentingan negara penjajah. Dari pengertian imperium itulah muncul pengertian imperialisme dan yang melaksanakan disebut imperator.
• Berdasarkan waktu, imperialisme dibedakan menjadi 2 yaitu kuno dan modern.
• Imperialisme kuno berlangsung sebelum revolusi industri dengan tujuan Gold, Glory,dan Gospel (semboyan imperialisme kuno).
• Imperialisme modern berlangsung setelah terjadinya revolusi industri dengan mementingkan masalah ekonomi. Sifat dari kedua imperialisme itu adalah sama, hanya sistemnya yang berbeda. Sifat hakikinya berupa nafsu serakah untuk mendapatkan kekayaan. Kekayaan yang dikejar pada masa imperialisme kuno biasanya berwujud emas atau logam mulia lainnya (perak). Sistem yang mendukungnya adalah merkantilisme dimana dalam prakteknya melakukan monopoli, kerja paksa, dsb. Sedangkan pada imperialisme modern didukung oleh industrialisme serta perdagangan bebas, serta upah buruh yang sangat minim, tanpa memiliki hak dalam produksi.
• Kolonialisme adalah sistem pemukiman warga diluar wilayah asalnya, kemudian daerah itu dinyatakan sebagai wilayah mereka. Tujuan utamanya mengurus sumber kekayaan, sedangkan kesejahteraan dan pendidikan rakyat daerah koloni tidak diutamakan.

Latar belakang kedatangan orang Eropa ke Dunia Timur
– Adanya kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan tehnologi.
– Adanya pendapat bahwa bumi bulat.
– Jatuhnya konstantinopel ke tangan Turki Usmani.
– Adanya keinginan untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah.
– Ingin menyebarkan agama Nasrani.
• Faham merkantilisme, kapitalisme, dan revolusi industri lebih mendorong perkembangan kelonialisme dan imperialisme di dunia timur termasuk Indonesia.

Masuknya kekuatan asing (bangsa Eropa) dan perkembangannya ke Indonesia
• Bangsa Eropa bisa masuk dan menguasai Asia termasuk Indonesia melalui perdagangan, karena informasi dari literatur/buku-buku tulisan para petualang Barat. Bangsa Portugis disebut sebagai pelopor kolonialis barat, sebab secara psikologis Portugislah yang bertanggung jawab atas pemasukan rempah-rempah ke Eropa. Sejak Konstantinopel (Romawi Timur) jatuh ke tangan Turki Usmani (Islam) tahun 1453, maka mau tidak mau portugis harus mencari rempah-rempah di daerah produsen (Indonesia).
• Melalui perjanjian Thordesilas tahun 1492 Portugis berusaha mencari rempah-rempah ke arah timur dan Spanyol melalui arah barat. Akhirnya mereka bertemu di Maluku tahun 1526, maka timbullah perang berebut daerah rempah-rempah. Perang diakhiri dengan perjanjian Saragosa tahun 1529 dengan kesepakatan Portugis mendapatkan Maluku dan Spanyol mendapatkan Philipina. Protugis di bawah pimpinan Alfonso d’Albaquerque dapat merebut Malaka dari tangan Sultan Mahmud tahun 1511. Di Maluku Portugis mengkhianati Sultan Harun, maka tahun 1575 Portugis dapat diusir oleh Sultan Baabullah dari Ternate.
• Sesuai semboyan imperialis kuno; Gold, Glory and Gospel Portugis melalui Fransiscus Xaverius (1546) menyebarkan agama Katholik ke Asia dan Maluku. Raja Tabariji dan ibunya dari Ternate masuk Katholik.

Kongsi-kongsi perdagangan Eropa
VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie)
• Pada tahun 1595 Perseroan Compagnie van Verke dari Amsterdam mengirim empat kapal dagangnya dimpimpin oleh Cornelis de Houtman dan Pieter Keyzer berlayar ke Indonesia. Mereka tiba di Banten tahun 1596 dan bermaksud meneruskan ke Maluku. Berturut-turut Belanda datang tahun 1598, 1599 dan akhirnya atas usul Johan van Qidenbarnevelt dibentuklah Perserikatan Maskapai Hindia Timur (VOC) tahun 1602. ketentuan-ketentuannya adalah :
– Kepentingan yang bersaing diwakili oleh sistem Majelis/Kamer untuk enam wilayah di negeri Belanda.
– Setiap majelis mempunyai sejumlah direktur yang disetujui.
– Jumlah direktur 17 orang yang disebut Heeken XVII.
– Amsterdam merupakan markas VOC dipimpin 8 orang dan Heeken XVII
– VOC memperoleh hak octrooi/istimewa dari pemerintah Belanda/Parlemen sehingga VOC mempunyai wewenang antara lain :
– Hak monopoli perdagangan
– Hak memiliki tentara sendiri dan mengadili sendiri
– Hak mengusai dan mengikat perjanjian-perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di daerah kekuasaan monopoli perdagangan
– Mengangkat personil atas dasar sumpah setia
– Melakukan peperangan
• Dengan hak octrooi VOC berkembang pesat, sehingga satu persatu kerajaan-kerajaan di Indonesia jatuh dan menjadi kekuasaan Belanda. Mereka menggunakan siasat devide et impera.

EIC (East India Company)
• Pada tahun 1600 Ratu Elizabeth I memberi hak octrooi kepada EIC, pelayaran mereka dipimpin oleh Sir Hery Midleton dan sampai di Ternate tahun 1604. pada abad XVIII Belanda menjadi sekutu Perancis, Inggris merupakan ancaman Belanda di Indonesia. Lord Minto diangkat sebagai Gubernur Jendral di Asia yang berkedudukan di Calcutta, memerintahkan merebut Indonesia dari tangan Belanda. Dibawah pimpinan Thomas Stamford Raffles tahun 1811 Indonesia berhasil dikuasai. Raffles menerapkan sistem perdagangan bebas. Tetapi pemerintahan Inggris bersiat sementara, maka setelah perjanjian / Konvensi London tahun 1815, Inggris mengembalikan Indonesia kepada Belanda dan Inggris menerima Singapura dan Penang di Malaysia, Afrika Selatan.

Kebijakan Pemerintah Kolonial Belanda di Indonesia Pada Abad 19 Dan Awal Abad 20
• Terbentuknya Pemerintahan Kolonialisme Belanda di Indonesia
• Sejak jatuhnya VOC tahun 1799 Indonesia diperintah langsung oleh kerajaan Belanda. Sehingga sejak tahun 1800 Belanda menerapkan politik dagang dan sistem pajak. Dengan tujuan ingin mengeruk kekayaan dari bumi Indonesia tanpa mau memperhatikan nasib rakyat. Pengaruh politik kekuasaan Belanda makin kuat sehingga kewibawaan raja-raja merosot. Mereka dijadikan alat pembantu bagi Belanda untuk menggali kekayaan bumi Indonesia. Dengan demikian penetrasi kekuasaan kolonial Belanda abad XIX menyebabkan runtuhnya kekuasaan politik pribumi. Oleh karena itu mulai abad XIX perlawanan terhadap kolonial Belanda meluas dimana-mana dan silih berganti.
• Sejak mengusai Belanda, Kaisar Napoleon mengangkat adiknya yang bernama Louis Napoleon menjadi penguasa di Belanda. Louis Napoleon merasa khawatir kalau Pulau Jawa sebagai jajahan Belanda direbut oleh Inggris. Padahal, Inggris pada saat itu sudah mulai meluaskan daerah jajahannya di Indonesia dengna menduduki wilayah Bengkulu, Padang, Pulau Pinang, Ternate, dan beberapa daerah lain di Maluku. Louis Napoleon segera mengirimkan seorang ahli militer yang bernama Herman Williem Daendels ke pulau Jawa sebagai gubernur jenderal untuk mengantisipasinya. Pada tanggal 1 Januari 1808, Daendels bersama ajudannya mendarat di Banten. Pada tanggal 15 Januari 1808, Gubernur Jenderal Wiese menyerahkan kekuasaannya kepada Daendels. Kedatangan Deandels di Indoensia sebagai gubernur jenderal mempunyai tugas pokok mempertahankan pulau Jawa agar tidak jatuh ke tangan Inggris dan memperbaiki keadaan tanah jajahan. Deandels berusaha mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris dengan melakukan tindakan, antara lain sebagai berikut :
• Membuat jalan raya dari Anyer sampai Panarukan.
• Mendirikan benteng-benteng pertahanan.
• Membangun pangkalan Angkatan Laut di Merak dan di Ujung Kulon.
• Memperkuat pasukan dengan beranggotakan orang Indonesia.
• Mendirikan pabrik senjata di Semarang dan Surabaya.
• Selain berusaha dalam bidang pertahanan dan kemiliteran, Deandels juga berusaha memperbaiki keadaan pulau Jawa dengan tindakan sebagai berikut :
• Membagi pulau Jawa dalam sembilan perfektuur (daerah).
• Menjadikan para Bupati di seluruh Jawa sebagai pegawai pemerintahan Belanda.
• Memperbaiki gaji pegawai, memberantas korupsi, dan memberi hukuman berat bagi para pegawai yang berbuat curang.
• Mendirikan badan-badan pengadilan yang akan mengadili orang-orang Indonesia sesuai dengan adat istiadatnya.
• Usaha yang dilakukan Daendels untuk mempertahankan pulau Jawa membutuhkan biaya sangat besar. Padahal, Daendels tidak mendapat bantuan keuangan yang memadai dari Belanda. Untuk itu, Daendels berusaha memperoleh biaya yang diperlukan dengan cara sebagai berikut :
• Tetap menerapkan aturan penyerahan sebagian hasil bumi sebagai pajak (contingenten) dan aturan penjualan paksa hasil bumi kepada pemerintah dengan harga yang telah ditetapkan (verplichte leverantine).
• Menerapkan kerja paksa (rodi) yang memberi manfaat besar bagi Belanda.
• Menjual tanah-tanah kepada swasta bangsa Belanda dan Tionghoa lengkap dengan penduduknya. Dengan demikian, lahirlah pengisapan dan kesewenang-wenangan oleh tuan-tuan tanah swasta terhadap rakyat Indonesia.
• Memperluas areal penanaman kopi.
• Pemerintahan Daendels di Indonesia membuat rakyat menderita. Selain harta kekayaan dikeruk, tenaga kerja juga diperas dengan kejam. Pembuatan jalan raya dari Anyer sampai Panarukan yang dilakukan dengan kerja paksa (rodi) menyebabkan ribuan rakyat meninggal. Penjualan tanah di daerah Bogor dan Probolinggo kepada para pengusaha swasta merupakan kesalahan besar yang dilakukan oleh Daendels. Oleh karena itu, pada tahun 1811 Daendels dipanggil pulang ke Negeri Belanda. Selanjutnya, Louis Napoleon mengangkat Jansens sebagai Gubernur Jenderal baru di Indonesia menggantikan Daendels.
• Pada saat Jansens memerintah, kedudukan Inggris di Indonesia makin kuat dan makin dekat untuk menguasai pulau Jawa. Pada tahun 1811 Jansens menyerah kepada Inggris di daerah Tuntang, Salatiga (Jawa Tengah). Penyerahan itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian damai oleh kedua belah pihak yang disebut Kapitulasi Tuntang. Sejak penandatanganan perjanjian damai, Indonesia menjadi jajahan Inggris.

Masa berlakunya sistem Tanam Paksa dan sistem usaha swasta
• Akibat kas negara yang kosong terkuras untuk biaya perang antara lain ; pemberontakan Belgia yang ingin melepaskan diri, perang Diponegoro, perang Padri dan sebagainya. Untuk itu pemerintahan Kerajaan Belanda mengangkat Van den Bosch sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia, dengan tugas pokok; mengusahakan semaksimal mungkin pulau Jawa diperas untuk mengisi kas negara yang kosong yaitu dengan sistem tanam paksa (cultuur stelsel). Inti dari tanam paksa adalah rakyat harus membayar pajak dengan hasil tanaman ekspor seperti; tebu, kopi, tembakau, nila dan sebagainya.
• Peraturan tanam paksa antara lain :
– Penduduk desa wajib menanam tanaman yang laku di pasaran Eropa dan 1/5 bagian tanahnya atau lebih.
– Tanah yang digunakan itu dibebaskan dari pajak.
– Wajib tanam paksa dapat diganti dengan penyerahan tenaga bagi yang tidak memiliki sawah.
– Tenaga dan waktu yang dipergunakan untuk menanam tanaman paksa tidak boleh melebihi tenaga dan waktu untuk mengerjakan tanaman padi/tanahnya sendiri.
– Hasil tanaman akan diserahkan kepada pemerintah Belanda dan jika harga yang ditaksir melebihi pajak, maka kelebihan itu akan dikembalikan kepada rakyat.
– Kegagalan panen ditanggung pemerintah, jika bukan karena kesalahan rakyat atau disebabkan kurang rajin dalam mengerjakannya.
– Penggarapan tanah di bawah pengawasan langsung penguasa pribumi.
• Secara teoritis pokok aturan tersebut tidak memberatkan rakyat, namun dalam prakteknya jauh berbeda, contohnya antara lain :
• Perjanjian dengan rakyat mengenai tanah tidak sesuai dengan yang tertulis luas tanah 1/5 dari tanah pertanian, ternyata ¼ bahkan hampir seluruhnya.
• Kelebihan hasil setelah dipotong pajak sering kali tidak dikembalikan kepada rakyat dan sebagainya.
• Pelaksanaan sistem tanam paksa ini sangat besar artinya bagi Belanda karena dapat mengembalikan kejayaan dan menutup kas yang kosong. Namun bagi Indonesia justru menjadikan rakyat melarat, menderita akhirnya membawa kematian. (Daerah yang paling menderita Demak, Grobogan dan Cirebon). Pelaksanaan tanam paksa menimbulkan reaksi baik dari orang Belanda sendiri maupun dari rakyat kecil yang langsung mengalaminya.

• Reaksi kaum humanis Belanda :
• Dua orang Belanda yang menentang tanam paksa adalah Edward Douwes Dekker dan Baron van Hoevel. Ia menentang berdasarkan pada prinsip etika dan perikemanusiaan. Edward Douwes Dekker dengan nama samaran Multatuli menulis buku Mac Havelaar yang isinya protes keras agar tanam paksa dihapus dan sebagai penggantinya dilaksanakan politik etis. Kemudian muncullah tokoh Van de Venter yang memformulasikan politik etis abad XX.

• Reaksi kaum kapitalis Belanda :
• Pada abad XX golongan kapitalis dan liberal memperoleh kemenangan dalam parlemen/kabinet Belanda. Mereka ingin mendobrak tanah jajahan untuk menanam modal yang waktu itu masih tertutup oleh pemerintah Belanda. Jadi tidak mengherankan jika mereka menentang tanam paksa dan menuntut status tanah dipertegas sehingga dasar hukum penanaman modal jadi jelas. Kaum kapitalis berhasil mendobrak penghalang di tanah jajahan. Maka pemerintah Belanda yang didominasi kaum liberal berhasil mengeluarkan UU Agraria 1870. sehingga tahun 1870 tanam paksa dihapus, kecuali kopi di Priangan baru dihapus tahun 1917.

Masa Sistem Ekonomi Liberal
• Setelah kaum liberal memiliki pengaruh dalam bidang politik dan pemerintahan, maka urausan tanah jajahan berangsur-angsur mulai berada di tangan kaum liberal. Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Agraria tahun 1870 telah memberi kesempatan kepada para pengusaha swasta untuk menanam modalnya di Indonesia. Misalnya perkebunan tembakau, kopi, teh, kina, kepala sawit dan karet.

Perkembangan Sistem Pemerintahan, Birokrasi, dan Sistem Hukum masa Kolonial di Indonesia

• Sistem Pemerintahan
• Salah satu peletak dasar pemerintahan modern di Indonesia adalah Gubernur Jenderal Daendels. Untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris, Daendels membagi wilayah tersebut menjadi sembilan perfektuur. Daendels juga menjadikan para Bupati sebagai pegawai sipil dibawah perintah perfektuur. Para Bupati memperoleh penghasilan dari tanah dan tenaga dari penduduk yang berada di dalam wilayah kekuasaannya. Para Bupati juga mendapat pangkat tertentu dalam hierarki umum kepegawaian Belanda. Dalam menegakkan keadilan, Daendels membentuk pengadilan keliling dan pengadilan Indonesia. Meskipun akhirnya wilayah Indonesia kembali menjadi jajahan Belanda, upaya memperbaiki sistem pemerintahan membutuhkan waktu lama. Kewajiban mengatur pemerintahan di Indonesia dimulai kembali setelah pemerintah kerajaan Belanda mengeluarkan Undang-Undang Desentralisasi pada tahun 1930. Perubahan dan perbaikan pemerintahan di Indonesia mulai berjalan setelah muncul peraturan pembebasan dari perwalian (antvoogding) pada tahun 1922 dan keluarnya sistem pemerintahan baru (bestuurshervorming). Berdasarkan Undang-undang Desentralisasi, wilayah Indonesia dibagi menjadi beberapa daerah yang disebut gouvernementen dimulai dari Jawa yang diawali dari daerah Jawa Barat (1926), Jawa Timur (1929), dan Jawa Tengah (1930). Pembenahan sistem pemerintahan pun terus dilanjutkan dengan menghapus Dewan Karesidenan. Untuk mengatasi berbagai macam pesoalan dan memudahkan segala urusan, pemerintah kolonial membentuk berbagai depertemen dan dinas. Departemen yang dibentuk pemerintah kolonial Belanda, misalnya Departemen Pertanian (1904), Departemen Industri dan Perdagangan (1911) yang sebelumnya pada tahun 1907 bernama Departemen Perusahaan-Perusahaan Negara. Adapun beberapa dinas yang pernah dibentuk pemerintah kolonial Belanda, antara lain Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, dan Dinas Peternakan.

Sistem Birokrasi
• Perombakan struktur birokrasi di Indonesia dimulai setelah pemerintah Kerajaan Belanda memberlakukan konstitusi baru pada tahun 1848. berdasarkan konstitusi tersebut wilayah Hindia Belanda (Indonesia) perlu juga untuk menyusun undang-undang pemerintahan, sistem keuangan, dan sistem audit yang disetujui oleh Majelis Perwakilan. Pada tahun 1854 berhasil disusun undang-undang pemerintahan Hindia Belanda. Parlemen Belanda baru mulai melakukan pengawasan terhadap Hinda Belanda pada tahun 1868. pemegang kekuasaan tertinggi di wilayah Hindia Belanda adalah seorang Gubernur Jenderal. Di dalam menjalankan pemerintahan Gubernur Jenderal dibantu oleh residen dan beberapa asisten residen.
• Residen bertindak sebagai administratif merangkap fungsi legislatif, yudikatif, dan fiskal. Residen bertugas sebagai pelaksana administrasi pusat. Asisten Residen mengepalai bagian dari keresidenan yang sejajar dengan kabupaten. Asisten Residen menjalankan tugas-tugas residen, kecuali kekuasaan peradilan (yudikatif). Dibawah asisten residen dikenal adanya kontrolir. Tugas kontrolir adalah mengumpulkan berbagai keterangan dan melaksanakan perintah dari atas.
• Di Jawa dikenal adanya kabupaten yang dipimpin oleh Bupati yang dibantu oleh Patih. Wilayah kabupaten dibagi atas wilayah kawedanan yang dipimpin seorang wedana. Wilayah kawedanan dibagi atas wilayah kecamatan yang dipimpin oleh seorang camat atau asisten wedana. Susunan birokrasi tersebut dapat terwujud setelah van de Puttle melakukan reorganisasi pada tahun 1874.
• Berdasarkan reorganisasi tersebut, para pegawai pamong praja yang bertugas tidak lagi berdasarkan ikatan daerah dan hak waris. Pemerintah kolonial Hindia Belanda mulai menerapkan sistem kepegawaian di dalam menunjuk seorang menjadi pegawai pamong praja. Jabatan Bupati yang pada masa van den Bosch masih merupakan hak turun-temurun, sekarang mulai dipandang sebagai pegawai pemerintah kolonial Hindia Belanda.
• Berdasarkan surat edaran tahun 1867 telah dirumuskan tugas dan kewajiban para pamong praja. Adapun tugas para pamong praja, antara lain sebagai berikut :

• Residen, mempunyai tugas dan kewajiban antara lain :
• Menjalankan tugas melalui Bupati
• Mengawasi dan meringankan pekerjaan wajib
• Memerhatikan penanaman tanaman bahan pangan
• Mendorong pendirian sekolah pribumi

• Bupati, mempunyai tugas dan kewajiban antara lain :
• Mengawasi penanaman wajib
• Meneliti perjanjian antara penanaman dan pengusaha Eropa
• Mencegah semua pembatasan otonomi desa
• Mengawasi sekolah pribumi
• Membuat daftar guru-guru agama
• Kedudukan Bupati pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda makin merosot. Hal itu tidak lain akibat proses maju ke arah pemerintahan langsung dengan memperhatikan dualisme di dalamnya. Menghapuskan ini berarti :
• Menghilangkan diskriminasi pada sistem birokrasi
• Demokrasi yang berarti menghilangkan kedua golongan itu untuk memberikan tempat pada pemimpin yang wajar. Ini semua berarti menghilangkan kolonialisme itu sendiri.

Sistem Hukum
• Seiring berubahnya sistem birokrasi dan pemerintahan, sistem hukum yang berlaku di Indonesia pun mengalami perubahan. Gubernur Jenderal Daendels adalah peletak dasar berubahnya sistem hukum di Indonesia. Apabila sebelumnya di Indonesia berlaku sistem hukum tradisional maka ketika Daendels berkuasa sistem hukumnya digantikan dengan sistem hukum modern model Barat. Daendels selain memperkenalkan sistem hukum modern juga memperkenalkan sistem pengadilan keliling dan pengadilan pribumi (landgerecht) di setiap wilayah (perfectuure). Untuk mengawasi kinerja badan peradilan yang ada di Indonesia, pemerintah kolonial Belanda membentuk pula lembaga Mahkamah Agung (Hog-Gerechschof). Mahkamah Agung menjadi lembaga yudikatif tertinggi di Indonesia. Mulai tahun 1848, Mahkamah Agung memperoleh kewenangan mengawasi seluruh pengadilan di pulau Jawa.
• Pada tahun 1854, semua peraturan pemerintah yang berawal dari raja, putra mahkota, dan gubernur jenderal berlaku sebagai undang-undang yang wajib dipatuhi semua warga negara Belanda dan penduduk tanah jajahan. Beberapa undang-undang yang pernah berlaku di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
• Comptabilitas Wet ditetapkan pada tahun 1864. Undang-undang ini mengatur penetapan anggaran belanja Indonesia.
• Agrarische Wet ditetapkan pada tahun 1870. Undang-undang ini mengatur sistem sewa tanah dan penjaminan kepemilikan tanah di Indonesia.
Perubahan Ekonomi dan Demografi diberbagai daerah mulai abad 19 sampai paruh pertama abad 20.

– Sistem Swasta Asing
• Sejak tahun 1870 sistem tanam paksa mulai dihapus, digantikan sistem politik pintu terbuka sehingga Indonesia mulai memasuki masa liberal. Pelaksanaan paham liberal dalam bidang ekonomi memiliki asas :
– Kegiatan ekonomi ditangan rakyat jadi pemerintah tidak campur tangan.
– Kegiatan ekonomi ditangan swasta.
– Penghilang faktor-faktor penghambat kegiatan ekonomi (pajak tinggi, tanam paksa).
– Pemerintah bertugas menjaga keamanan dan penegakkan hukum untuk kelancaran kegiatan ekonomi.
• Untuk menjaga perkembangan kegiatan ekonomi, menjaga hak milik tanah pribumi dan pengaturan sewa tanah oleh swasta asing maka dikeluarkanlah Undang-Undang Agraria (agrarische Wet th. 1870)

– Komersialisasi
• Dimulainya pelaksanaan politik pintu terbuka (masa liberal) maka di Indonesia telah mulai memasuki masa komersialisasi, modernisasi dan industrialisasi. Melalui politik pintu terbuka Belanda berusaha menarik penanam modal swasta asing di Indonesia, dengan demikian berkembang pesat industrialisasi di Indonesia. Contoh : pertambangan batubara di Ombilin, Sumatera Barat ; timah di Bangka, Belitung, dan Singkep; minyak bumi di Bunyu dan Tarakan. Kalimantan Timur; perkebunan, pertanian, perdagangan mulai lancar.

Pertumbuhan dan mobilitas penduduk.

• Kebijakan-kebijakan kolonial Belanda yang dilaksanakan di Indonesia secara langsung maupun tak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan desa, kota, struktur penduduk (demografi) dan gerakan (mobilitas) penduduk. Secara ekonomis di Indonesia juga mengalami pertumbuhan, sehingga terbentuk struktur penduduk (demografi) yang baru.
• Desa-desa banyak bermunculan, kota berkembang sehingga mampu berperan lebih besar menggantikan peran pusat ibu kota jaman kerajaan.
• Pada masa kolonial tersebut mobilitas penduduk sangat tinggi, hal ini desebabkan faktor :
• Urbanisasi : penduduk desa berusaha datang ke kota untuk mencai kerja di kota, tetapi akhirnya menimbulkan masalah sosial.
• Kebijakan pemerintah melaksanakan kuli kontrak (dari Jawa ke Jawa misal ke Deli Sumatera Timur).
• Karena mulai berkembang swastanisasi dan industrialisasi, maka pemerintah mengeluarkan UU Agraris dan peraturan perburuan (berisi : penetapan kondisi pekerjaan yang layak bagi bangsa Indonesia, dan penetapan upah minimal yang harus dibayar).

Kehidupan sosial budaya masyarakat masa kolonial.

• Perubahan politik, ekonomi, sosial
• Perkembangan imperialisme dan kolonialisme pada akhirnya menimbulkan penderitaan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia. Penderitaan itu hampir meliputi segala bidang kehidupan dibidang politik, ekonomi, sosial maupun pendidikan.

• Bidang Politik
• Dalam bidang ini telah terjadi perubahan-perubahan besar dimana kekuasaan kolonial semakin kuat, maka kekuasaan para raja/penguasa tradisional semakin merosot. Mereka makin menutup pada kekuasaan asing.

• Bidang Ekonomi
• Tujuan utama orang-orang barat datang ke Indonesia berkaitan erat dengan aspek ekonomi (memperoleh rempah-rempah sendiri). Untuk memperoleh rempah-rempah tersebut mereka menempuh berbagai cara (monopoli)

• Bidang Sosial
• Perubahan dalam bidang sosial budaya sebagai contoh : masuk dan berkembangnya agama Kristen serta berkembangnya unsur-unsur budaya Barat.

Kebijakan kolonial dibidang keagamaan
• Pada masa pra kolonial penduduk Indonesia, mayoritas beragama Islam, dan beragama Hindu, Buddha, Kong-hu-chu.
• Pandangan Barat/kolonial terhadap Islam :
– Islam dianggap musuh (ingat misi perang salib)
– Islam tidak akan membawa kemajuan masyarakat.
• Hanya pola pikir Barat yang mampu membawa kemajuan pribumi.
• Tapi setelah Snonck Hurgronje datang ke Indonesia 1889 untuk melakukan penelitian tentang Islam, baru terbuka pandangan kolonial terhadap Islam.
• Kebijakan kolonial dalam keagamaan :
• Islam ditinjau dari ajaran politik / gerakan politik ini yang dianggap berbahaya. Karena melakukan penentangan terhadap kekuasaan kolonial.
• Kolonial Belanda melakukan penyebaran agama Protestan misalnya : program zending.
• Kaum adat yang kurang sepakat dengan gerakan Islam atau ajaran Islam direkrut dimanfaatkan untuk mendukung kolonial melawan kelompok Islam. Contoh : dalam perang Padri.
• Pemimpin Islam didekati sebagai mitra untuk menjadi penguasa.
• Perantara atau peredaran kekuatan Islam, tentunya dengan janji-janji.

Kedudukan dan peran perempuan dalam masyarakat masa kolonial
• Pada awal abad 19 saat kolonial Belanda berkuasa di Indonesia, peran wanita sangat terbatas bahkan terpinggirkan. Hanya sekedar sebagai ibu rumah tangga, melayani suami bahkan dikalangan ningrat terkenal dengan tradisi “pingit”.
• Pada awal abad 20 kesempatan wanita untuk mendapat pendidikan mulai mendapat tempat, maka muncullah tokoh R.A. Kartini. R.A. Kartini menjadi pelopor gerakan emansipasi perempuan Indonesia.
• Pengertian emansipasi pada saat itu adalah keinginan untuk mendapatkan persamaan hak dan kebebasan dari kungkungan adat.
• R.A. Kartini mengutarakan keinginan untuk memperoleh pendidikan dalam bentuk surat yang dikirimkan kepada temannya Stella Zeehandelan di Belanda. Surat-surat pribadi R.A. Kartini kepada teman-temannya di Belanda selanjutnya dikumpulkan dan diterbitkan dalam bentuk buku oleh V.H. Abendanon.
• Buku kumpulan surat R.A. Kartini berjudul Door Duits Ternis to Licht yang diterjemahkan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
• R.A. Kartini berusaha mewujudkan cita-citanya tentang kemajuan perempuan Indonesia dengan mendirikan kelas kecil bagi perempuan di sekeliling rumahnya. Pendidikan bagi perempuan itu diselenggarakan empat kali seminggu. Murid kelasnya berjumlah tujuh orang. Para gadis tersebut mendapat pelajaran membaca menulis, kerajinan tangan, dan menjahit. Semua pendidikan itu diselenggarakan secara gratis.
• Pemikiran kemajuan perempuan Indonesia yang pertama kali digagas oleh R.A. Kartini akhirnya menyebar ke berbagai daerah. Sejak itu lambat laun peranan perempuan di masyarakat Indonesia makin besar sampai saat ini.

Kamis, 10 November 2011

Masalah Merokok Di kalangan Remaja


http://files.myopera.com/karanganbm/blog/e-genius%2520kecil.jpg
TINGKATKAN INGATAN DAN TUMPUAN, KURANGKAN STRESS DENGAN E-GENIUS

http://files.myopera.com/karanganbm/blog/ROKOK%20BOY.jpgDi seluruh dunia, 4 juta orang meninggal dunia setiap tahun akibat penyakit berkaitan dengan penggunaan tembakau dan menjelang penghujung tahun 2020, dianggarkan kadar kematian akan mencecah 10 juta orang. Fakta yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesihatan Malaysia, menyatakan setiap hari, lebih kurang 45 hingga 59 remaja di bawah umur 18 mula merokok di negara kita. Jumlah remaja lelaki yang merokok berusia 12 hingga 18 tahun pula adalah sebanyak 30 peratus. Sementara itu, bilangan remaja perempuan yang merokok semakin bertambah. Dalam tahun 2000 dan 2004, bilangan remaja perempuan yang merokok telah bertambah dari 4 peratus ke 8 peratus.

Usia remaja merupakan fasa yang paling sensitif kepada permulaan tingkah laku merokok. Perubahan demi perubahan dalam diri remaja bersama transisi zaman kanak-kanak ke alam dewasa membawa kepada pelbagai keinginan untuk mencuba perkara-perkara yang baru termasuklah merokok. Penggunaan rokok dalam usia remaja dilihat sebagai tingkah laku untuk bereksperimen sebelum remaja tersebut kekal menjadi perokok apabila dewasa.

Risiko seseorang remaja untuk kekal menjadi perokok bermula dengan percubaan pertamanya. Remaja yang mencuba untuk merokok akan lebih cenderung untuk terus merokok sehingga dewasa, berbanding dengan remaja yang tidak mencuba. Ini kerana, nikotin boleh membawa kepada sindrom ketagihan yang sama dengan ketagihan heroin dan kokain. Jika dilihat, sangat sedikit remaja yang berjaya meninggalkan tabiat merokok apabila mereka telah mula merokok. Disebabkan inilah kita akan mendapati tidak ramai perokok tetap mula merokok di usia dewasa. Terdapat tiga peringkat yang membawa kepada ketagihan nikotin di kalangan remaja. Peringkat-peringkat tersebut ialah permulaan (initiation), penggunaan bermasalah (problem use) dan pergantungan (dependency). Peringkat yang pertama iaitu permulaan, merujuk kepada faktor-faktor yang mempengaruhi dan mendorong remaja untuk merokok. Faktor-faktornya termasuklah tahap pendidikan yang rendah, terdapat perokok di kalangan ahli keluarga, sama ada ibu bapa atau adik-beradik dan terdapat perokok di kalangan rakan sebaya. Pada peringkat permulaan, remaja yang merokok mahu dilihat sebagai seorang yang berdikari dan bebas untuk melakukan apa yang disukai.

http://files.myopera.com/karanganbm/blog/ROKOK%20GIRL.jpgIsu rupa fizikal juga memainkan peranan apabila terdapat remaja perempuan yang percaya dengan merokok mereka dapat kekal langsing. Pengaruh media, artis dan filem juga berperanan dalam peringkat pertama ini. Remaja akan terdorong untuk merokok, apabila media menggambarkan tingkah laku tersebut sebagai satu tingkah laku yang bergaya dan sebagai ekspresi penentangan jiwa mereka. Peringkat permulaan merokok ini kemudiannya akan membawa kepada peringkat ketagihan, apabila remaja merasakan merokok dapat memberi kelegaan dan menenangkan diri mereka.

Peringkat kedua, iaitu penggunaan bermasalah merujuk kepada keadaan remaja yang akan merokok apabila mereka bersama rakan-rakan atau ketika mereka bosan dan gelisah. Lama-kelamaan, tingkah laku merokok ini terus akan menjadi tabiat yang tidak dapat dibuang. Peringkat pergantungan bermula apabila remaja yang merokok merasakan tingkah laku tersebut sebagai satu keseronokan. Namun begitu, akhirnya nikotin bertindak sebagai cara untuk remaja berhadapan dengan tekanan dan masalah seharian. Remaja yang ketagihan nikotin akan mencari rokok sebagai satu cara mereka melepaskan rasa rungsing dan kebimbangan. Apabila berada di peringkat ini, remaja sebenarnya sudah mengalami ketagihan nikotin, yang menyebabkan mereka berasa tidak selesa dan murung sekiranya mereka tidak merokok.

Kecenderungan remaja untuk merokok atau tidak merokok adalah berdasarkan kekerapan dan jangka masa mereka berhubungan dengan individu yang merokok. Hubungan yang lebih rapat dan lebih lama yang muncul dalam diri remaja adalah sangat penting dalam proses pembelajaran sosial. Untuk itulah, keluarga dan rakan-rakan berada dalam kategori utama yang boleh mempengaruhi tingkah laku remaja seperti merokok. Remaja yang merokok mungkin berasa lebih yakin dengan diri mereka atau merasa lebih disukai oleh orang lain disebabkan oleh tingkah laku tersebut. Sekiranya tidak ada kawalan, sekatan dan hukuman kepada tingkah laku merokok, pola tingkah laku merokok ini akan kekal dan penglibatan seseorang dalam tingkah laku merokok ini akan menjadi lebih serius. Konsep kendiri yang dibina oleh remaja dalam diri mereka adalah penting dalam menentukan identiti sosial dan kumpulan. Lalu ia membawa kepada kecenderungan untuk mempunyai tingkah laku yang sama di kalangan remaja dalam satu kumpulan.

Remaja menjadikan tingkah laku tertentu seperti merokok ini sebagai tunjang kepada identiti kumpulan mereka. Jika status perokok dan bukan perokok dilihat penting dalam menentukan identiti sosial kumpulan, maka ahli-ahli sesebuah kumpulan selalunya akan berkongsi tingkah laku yang sama. Ideanya ialah akan terdapat kumpulan-kumpulan remaja yang boleh dikategorikan sebagai kumpulan merokok dan tidak merokok. Proses sosialisasi mempengaruhi pembentukan tingkah laku dan personaliti remaja. Proses ini membolehkan seseorang itu mengenal diri sendiri dan mempelajari apa yang dipercayai oleh orang lain di sekelilingnya, dan mempelajari bagaimanakah cara bertingkah laku yang bersesuaian (Musgrave, 1988). Melalui proses inilah, individu belajar tentang nilai dan norma dalam budaya. Individu akan terdorong untuk mengikuti perkara-perkara yang dianjurkan oleh budaya masyarakat di sekeilingnya. Sosialisasi juga membolehkan individu mengenal dirinya dan belajar menempatkan dirinya dalam masyarakat.

Keluarga dan rakan-rakan merupakan dua kumpulan agen sosialisasi terpenting selain sekolah dan media. Sebagai agen sosialisasi, keluarga dan rakan-rakan memainkan peranan yang sangat penting dalam membentuk tingkah laku dan kendiri seseorang remaja. Keluarga merupakan agen sosialisasi utama bermula dari awal kelahiran sehinggalah seseorang itu dewasa. Apabila seseorang itu meninggalkan alam kanak-kanak dan memasuki alam remaja, pengaruh ibu bapa sebagai agen sosialisasi mula diganti dengan peranan rakan-rakan. Rakan-rakan menjadi tempat untuk remaja berkongsi interaksi sosial dan mengatasi ketakutan, kekeliruan dan masalah. Selain itu, rakan-rakan menjadi tempat untuk remaja bersama-sama cuba untuk keluar daripada kawalan orang dewasa dan peraturan-peraturan.

Pengaruh keluarga dalam menentukan tingkah laku merokok telah menarik minat ramai pengkaji-pengkaji isu sosial. Terdapat banyak kajian yang menyatakan hubungan antara tingkah laku merokok dengan faktor keluarga. Kajian mendapati tingkah laku merokok di kalangan adik beradik yang lebih tua mendorong remaja untuk turut sama merokok. Sebagai agen sosialisasi utama, tingkah laku ahli keluarga terutamanya ibu bapa menjadi contoh dan ikutan oleh anak-anak. Ibu atau bapa yang merokok memberi gambaran awal kepada anak-anak bahawa tingkah laku tersebut adalah sebahagian daripada norma yang biasa dalam keluarga. Apabila tingkah laku tersebut dilihat sebagai norma dan kebiasaan, maka anak-anak akan menjadi lebih cenderung untuk turut serta.

Jika tingkah laku merokok oleh ahli keluarga menjadi ikutan oleh remaja kerana kebiasaan melihat tingkah laku tersebut seharian, pengaruh oleh rakan-rakan pula lebih menjurus kepada tekanan. Walaupun tidak dipaksa secara langsung oleh rakan-rakan untuk merokok, remaja sebenarnya berasa tertekan untuk turut merokok sekiranya rakan-rakan di sekeliling mereka adalah perokok. Dalam hal ini, remaja merokok disebabkan mereka mahu menjadi sebahagian daripada kumpulan, dan untuk mengelakkan mereka daripada tersisih. Dengan turut sama merokok, remaja memperolehi pengesahan sosial dan interaksi sesama rakan sekumpulan.

Tingkah laku merokok di kalangan remaja juga membuatkan remaja berasa memperoleh kebebasan dan autonomi. Tekanan lain yang turut dihadapi oleh remaja agar menghisap rokok juga berlaku secara langsung. Remaja sering berhadapan dengan rakan-rakan yang akan menggalakkan mereka agar mencuba merokok. Remaja mungkin akan dipaksa dan juga diusik sekiranya enggan berbuat demikian. Kedua-dua agen ini memainkan peranan yang amat besar dalam membentuk tingkah laku dan tabiat merokok di kalangan remaja. Remaja bukanlah satu entiti yang berasingan dengan kedua agen ini, sebaliknya ia saling mempengaruhi.

http://files.myopera.com/karanganbm/blog/ROKOK%20BOY2.jpgSebenarnya agen sosialisasi yang kedua iaitu rakan-rakan, juga sebenarnya bermula dengan peranan keluarga. Rakan sebaya ini juga mempunyai keluarga dan dipengaruhi oleh tingkah laku keluarga mereka. Kedua-dua agen ini seolah-olah berantai dan saling mempengaruhi. Keluarga berperanan mengawal pemilihan rakan sebaya anak-anak. Keluarga yang sensitif akan cenderung untuk mengenali rakan sebaya remaja dan boleh mempengaruhi keputusan remaja untuk memilih rakan mereka. Untuk mengawal atau mengelakkan remaja merokok, ibu bapa berperanan mengenal pasti sama ada anak-anak mereka berkawan dengan golongan yang merokok ataupun tidak.

Seseorang yang telah membentuk tabiat merokok pada usia yang muda akan mempunyai tahap ketagihan nikotin yang lebih serius berbanding dengan mereka yang bermula merokok pada usia yang lebih tua. Tingkah laku merokok yang kerap di kalangan remaja akan membawa kepada masalah kesihatan semasa dan juga kelak apabila dewasa. Tabiat merokok seawal usia remaja akan mengurangkan kadar tumbesaran paru-paru untuk berfungsi pada kadar maksimum. Remaja yang merokok juga mempunyai kadar kecergasan yang lebih rendah berbanding dengan remaja yang tidak merokok. Tahap kecergasan seseorang perokok itu adalah berkadar langsung dengan jangka masa dan kekerapan merokok. Remaja yang merokok akan sering mengalami sesak nafas, batuk, pitam, berkahak dan secara keseluruhannya mempunyai tahap kesihatan yang rendah.

Selain dari itu, penglibatan awal remaja dalam tingkah laku merokok juga berkait dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan gangguan kepada kadar kolesterol. Jika tingkah laku merokok berlarutan sehingga dewasa, tabiat ini akan meningkatkan risiko pembentukan awal penyakit kardiovaskular. Kebimbangan kepada pertambahan jumlah perokok di negara kita, membawa kepada usaha kerajaan melancarkan Kempen Tak Nak iaitu kempen kesedaran yang disasarkan kepada golongan remaja pada 9 Februari 2004. YAB Dato’ Seri Abdullah Ahmad Badawi dalam ucapannya di perasmian kempen tersebut menganjurkan agar golongan dewasa dapat memberi teladan dengan berhenti merokok.

Kempen ini bertujuan mencegah keinginan golongan remaja untuk merokok dan menyangkal tanggapan bahawa tabiat merokok adalah suatu yang diterima dalam masyarakat. Kerajaan sebenarnya telah membelanjakan sejumlah wang yang banyak untuk kempen anti merokok sejak tahun 2000 lagi.

Jadual Perbelanjaan Kempen Anti Merokok oleh Kerajaan, 2000-2003
Tahun RM
2000 RM 70,000
2001 RM 94,000
2002 RM 88,000
2003 RM 80,000
Jumlah RM 332,000
Sumber: Bernama, 22 September 2004.

Sebagaimana kerajaan melihat kepentingan menjadikan golongan remaja sebagai sasaran kempen anti merokok, industri tembakau pula sebaliknya terlebih dahulu telah melihat kepentingan golongan ini dalam usaha mengukuhkan pasaran mereka. Untuk itu, kita sering melihat promosi demi promosi oleh industri ini yang dibuat dalam persekitaran sosial yang digemari oleh remaja. Sebagai contoh, memberi tajaan kepada aktiviti-aktiviti sukan dan di pusat-pusat hiburan.

Perkara sebeginilah yang menyebabkan golongan remaja memberi gambaran yang positif kepada tingkah laku merokok ini. Golongan remaja merupakan pasaran utama kepada produk tembakau. Ini berkaitan dengan percubaan awal merokok bermula pada usia awal remaja. Golongan kanak-kanak dan remaja terus-terusan didedahkan dengan kaedah pemasaran oleh syarikat-syarikat tembakau yang mampu mempengaruhi tingkah laku remaja. Kaedah pengiklanan yang mempromosikan gaya hidup bergaya misalnya mampu menggalakkan remaja berkeinginan untuk turut serta.

Para remaja sering mengaitkan diri mereka sebagai perokok sosial yakni mereka merokok untuk mendapat tempat dalam persekitaran sosial mereka dan tidak percaya bahawa mereka sebenarnya telah ketagih kepada rokok. Ini telah memudahkan lagi promosi pasaran tembakau kerana remaja mengaitkannya dengan cara bersosial, bukannya sebagai satu bentuk ketagihan yang berbahaya dan perlu dijauhi.

http://files.myopera.com/karanganbm/blog/ROKOK.jpgIsu merokok di kalangan remaja bukanlah satu isu kelompok tertentu atau dalam jangka masa tertentu sahaja. Kempen yang berterusan mungkin dapat membantu usaha mengurangkan jumlah perokok remaja sementara kawalan dan penguatkuasaan secara fizikalnya menyukarkan remaja untuk mendapatkan bekalan rokok. Namun, perkara ini bukanlah petunjuk yang kukuh kepada perubahan sikap dan definisi yang diberikan oleh remaja kepada tingkah laku merokok.

Perkara utama yang penting untuk diusahakan ialah perubahan kepada definisi yang diberikan oleh remaja terhadap tingkah laku tersebut. Perubahan definisi merokok sebagai diterima secara sosial perlu bermula dengan pendidikan. Pendidikan ini merangkumi kesedaran kepentingan kehidupan yang berkualiti, bebas daripada sebarang bentuk ketagihan. Perlu ditanam dalam diri remaja bermula dari keluarga bahawa kebolehan untuk tidak terlibat atau meninggalkan tabiat merokok sebagai sesuatu yang membanggakan. Cabarannya ialah untuk membolehkan remaja mendefinisikan tingkah laku tidak merokok sebagai keupayaan mereka untuk memilih gaya hidup. Remaja perlu dibakar semangat mereka bagi meyakinkan mereka, di usia yang muda mereka sudah boleh memilih gaya hidup yang berkualiti dan tidak tunduk dengan tekanan dan pengaruh.

Ibu bapa dan keluarga perlu menyedari keunggulan jiwa dan kekuatan remaja untuk tidak terlibat dengan tabiat merokok, sangat bergantung dengan pendekatan dan tingkah laku seharian isi rumah. Dan perkara ini bermula daripada pendidikan isi rumah. Keluarga perlu mempunyai maklumat dan kesedaran tentang bahaya merokok dan melihat tingkah laku tersebut lebih daripada perspektif budaya dan kesihatan.


Rabu, 09 November 2011

Arti Selingkuh


''BILL Clinton membangunkan aku, Sabtu pagi, 15 Agustus 1998. Ia tak duduk di tepi ranjang seperti biasanya, tapi mondar-mandir di seputar kamar. Pikirannya kalut, karena ia harus memberikan pengakuan di depan televisi nasional tentang hubungan intimnya dengan Monica Lewinsky, gadis pekerja magang di Gedung Putih.

''Selama ini, Bill tidak mau berterus terang karena malu, dan ia tahu hatiku bakal terluka dan marah. Napasku tiba-tiba terasa berhenti. Saat menarik napas panjang, tangisku meledak dan aku berteriak histeris: 'Apa maksudmu?
Kenapa kamu bohong?' Aku pun tak bisa menahan amarah.

''Sementara Bill Clinton tetap berdiri di ujung kamar, sambil berulang-ulang meminta maaf. 'Maaf. Aku benar-benar minta maaf. Aku bermaksud melindungimu dan Chelsea (putri tunggalnya --Red.),' kata Bill kala itu.''

Pengakuan pahit Bill Clinton itu diceritakan kembali Hillary Clinton dalam buku terbarunya, Living History, yang diluncurkan Senin pekan lalu.

Buku seharga US$ 28 (sekitar Rp 300.000) itu laku keras. Dalam sehari saja terjual 200.000 eksemplar, melebihi penjualan buku laris seperti serial Harry Potter yang rata-rata seminggu cuma 100.000 buku.
Diperkirakan, dalam pekan-pekan berikutnya, penjualan buku memoar tersebut bakal melaju.

Jajak pendapat Universitas Quinnipiac, Connecticut, menunjukkan, tiga perempat dari 285 rakyat Amerika Serikat setidaknya pernah mendengar atau membaca Living History. Faktor utama yang mendorong buku setebal 562 halaman itu laris manis, karena penulisnya Hillary Clinton.

Apalagi, menurut Michiko Kakutani dari harian The New York Times, buku itu diterbitkan pada saat ''pengakuan dan skandal menjadi bahan omongan dan dikaitkan dengan kaum selebriti''. Atau, buku itu diterbitkan untuk memuaskan keingintahuan khalayak pada sikap Hillary Clinton saat menghadapi krisis keluarga.

Memoar yang dikemas apik dengan wajah Hillary di kulit muka itu berisi perjalanan hidup wanita asal Chicago, Illinois, bernama Hillary Rhodam.
Di bagian awal bukunya, Hillary bercerita tentang masa mudanya saat kuliah di Yale Law School, 1970. Pada saat itulah hatinya terpaut pada Bill Clinton, pemuda tampan asal Arkansas berambut gondrong dan bercambang kemerahan.

Lalu cerita mengalir, saat mereka menghabiskan waktu mengunjungi museum dan mengagumi patung-patung di Yale Art Gallery. Bill Clinton yang sebelumnya menamatkan kuliah dua tahun di Oxford, London, Inggris, akhirnya ikut pindah mengikuti Hillary ke California yang bekerja di sebuah perusahaan jasa hukum.

Mereka bahkan sempat berlibur ke Inggris. Selama itu pula, Bill berulang kali mengajak Hillary menikah, tapi tetap saja ditolak. ''Beri aku waktu,'' jawab Hillary, yang kala itu masih trauma melihat orangtuanya bercerai.

Setamat kuliah di Yale, 1973, Bill kembali ke Arkansas, dan menjadi dosen di fakultas hukum. Hillary ke Washington, DC, bekerja magang di Komisi Judisial di Majelis Permusyawaratan Rakyat, badan yang mengusut skandal Watergate Presiden Richard Nixon. Keduanya bertemu kembali setelah Hillary mendapat tawaran bekerja sebagai dosen Fakultas Hukum Universitas Arkansas.

Tawaran menikah sekali lagi diutarakan Bill. Kali ini, Hillary tidak bisa menolak. ''Yes!'' Mereka menikah pada 11 Oktober 1975 di rumah mereka di Fayetteville, Arkansas. Karier politik Bill Clinton makin cerah setelah terpilih menjadi Gubernur Arkansas. Langkahnya menjadi pemimpin negara tak terbendung lagi tatkala ia berhasil mengalahkan Bob Dole, dalam pemilihan presiden 1996.

Hari pertama menempati Gedung Putih merupakan pengalaman cukup menggelikan.

''Sekitar pukul 05.30, terdengar ketukan keras di pintu kamar tidur kami. Bill kaget dan terbangun, sedangkan aku merayap mencari kacamata di kegelapan. Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan muncul pelayan kepresidenan lengkap berseragam dan berdasi membawa pinggan perak berisi sarapan pagi.
''Ucapan pertama yang keluar dari mulut presiden ke-42 Amerika Serikat waktu itu: 'Hei, mau apa kamu di sini?' Dibentak begitu, pelayan itu langsung mundur dan menutup pintu kamar kembali. 'Kami berdua kemudian tertawa dan menarik selimut kembali, meneruskan tidur yang terganggu.

''Rabu pagi, 21 Januari 1998, Bill Clinton membangunkanku. Ia duduk di pinggir ranjang dan berkata, 'Ada berita di koran yang harus kamu baca.' Belum sempat rasa heranku hilang, ia menjelaskan berita yang mengabarkan bahwa Presiden Amerika Serikat sedang menutupi kasus skandal seks dengan seorang mahasiswi yang magang di Gedung Putih.''

Gadis itu diminta tak membocorkan kasus ini pada Kenneth Starr, petugas pemeriksa kasus penyuapan Whitewater, yang juga melibatkan Bill Clinton saat masih menjadi Gubernur Arkansas. Karena itu, Starr meminta Kejaksaan Agung agar ia diberi keleluasaan mengusut skandal seks yang dikategorikan kasus kriminal.

''Dalam penjelasannya, Bill mengatakan, gadis bernama Monica Lewinsky itu memang dikenalnya sekitar dua tahun lalu.
Ia bekerja magang di kantor kepresidenan Sayap Barat Gedung Putih. Menurut Bill, Monica acap meminta dibantu mencari pekerjaan. 'Lalu kamu ngapain saja sama dia?' tanyaku berulang-ulang.

''Dan setiap kali, jawaban Bill sama saja. Dia bilang, tak penah berbuat hal yang tidak senonoh. Bagiku, kasus Monica Lewinsky kali ini sama seperti skandal seks lain sebelumnya, yang sengaja diciptakan lawan politik suamiku. Dan cerita seperti ini terjadi berkali-kali. Bahkan, Bill pernah dituduh punya anak dengan seorang pelacur di Little Rock, Arkansas.

''Pagi itu merupakan hari yang cukup berat bagi kami. Namun, kami bertekad menjalaninya seperti biasa. Menjelang keberangkatanku untuk berpidato dalam sebuah acara di Baltimore, tiba-tiba David Kendall, pengacara pribadi Clinton, menelepon. Dia menjelaskan, Jaksa Agung Janet Reno telah mengeluarkan surat panggilan agar Presiden Amerika Serikat ke pengadilan, untuk menjelaskan skandal seksnya dengan Monica.
''Aku tidak bisa menggambarkan betapa kalut hatiku. Demikian juga Bill Clinton. Meskipun kami bersikap biasa di depan umum, sulit rasanya menekan perasaan gundah. Pagi itu, mau tak mau, aku harus menghadiri acara 'Today Show' yang ditayangkan televisi National Broadcasting Center.

''
Para penasihat kepresidenan tak mampu membatalkan acara itu. Setelah berita pagi pukul 07.00 selesai, acara pun dimulai. Matt Lauer, pemandu acara, membuka dengan pertanyaan sangat sensitif. 'Nyonya Clinton, ada satu pertanyaan di benak setiap warga Amerika belakangan ini. Bagaimana hubungan suami Anda dengan Monica Lewinsky? Apakah dia menggambarkan secara detail bentuk hubungan itu?

''Jawabku, 'Kami sudah membicarakan hal itu panjang lebar, dan kami harus bersikap sabar menghadapi sejumlah isu dan prasangka buruk yang berkembang selama ini. Selama bertahun-tahun kami mengalami hal seperti ini. Yang kami lakukan adalah bersabar, menarik napas dalam-dalam, dan kebenaran akan muncul kelak.

''Dalam sebuah jamuan makan malam, menghormati Perdana Menteri Inggris Tony Blair, pertanyaan itu kembali mengganggu pikiranku. Aku tak ambil peduli. Aku duduk di sebelah Ketua MPR, Newt Gingrich dari Partai Republik, dan Tony Blair.

''Setelah lama ngobrol tentang ekspansi militer NATO ke
Bosnia dan Irak, akhirnya Gingrich mengeluarkan unek-uneknya dengan halus. 'Tuduhan terhadap suami Anda cukup menggelikan. Kalaupun benar, nggak ada artinya, kok,' ujarnya. 'Belakangan baru aku tahu, ternyata Gingrich juga terlibat skandal asmara.

''Tibalah hari kelam dalam hidupku pada Sabtu pagi, 15 Agustus 1998, saat Bill Clinton mengakui perselingkuhannya dengan Monica. Kemudian aku menyadari bahwa kami harus menceritakan hal ini pada
Chelsea.''

Akhirnya, Bill Clinton menyampaikan kesaksian di Map Room, Gedung Putih, Senin malam dua hari kemudian. Pada waktu itu, Kenneth Starr meminta Janet Reno mencabut
surat panggilan Bill ke pengadilan.

''Hari-hari kami lalui dalam diam. Kami tidak saling bicara selama beberapa bulan. Lama-kelamaan, hatiku luluh. Perasaanku mengatakan, sebagai seorang istri, aku ingin menjerat leher Bill. Tapi, ia juga presidenku yang berhasil memimpin Amerika Serikat dan dunia.

''Secara moral, suamiku memang salah karena berdusta pada rakyat Amerika dan keluarga kami. Memang selingkuhnya sama halnya mengkhianati keluarga kami, tapi tidak berarti mengkhianati bangsa Amerika.''

Hingga akhir pekan lalu, buku Living History menjadi perhatian utuma publik Amerika, dan sekaligus mendongkrak popularitas Hillary. Di antaranya, mengungguli sembilan calon Partai Demokrat --menghadapi pemilihan Presiden Amerika tahun depan-- yang popularitasnya rata-rata jauh di bawah Hillary.

''Lihat saja, dia lebih menarik perhatian daripada para calon Demokrat,'' ujar Phillip Fiedman, ahli strategi politik Partai Demokrat. Ia menilai Hillary sengaja menerbitkan buku skandal
asmara suaminya untuk melangkah menjadi pemimpin nasional dalam partai.

Rabu, 02 November 2011